Pengatahuan remaja tentangn bahaya narkoba dan seks bebas yang di dapat
melalui forum – forum resmi seperti seminar , sekolah maupun pengajaran orang
tua , terkadang tadak seimbang dengan apa yang di inginkan remaja itu sendiri .
Berasal dari rasa keingintahuan pula yang membuat remaja lupa akan tujuan asal
. Remaja pengguna narkoba karena keingin tahuan dan ajakan teman –teman .
Itilah one way tiket mungkin biasa menjadi
teguran keras bagi remaja yangh belum pernah mencicipi narkoba atau obat-obatan
sejenis lainnya. Karena,sekali mencicipi barang terlarang itu edikit
saja,seumur hidup sulit kedunianya yang bersih,sehat dan bebas folusi. Bahaya
narkoba dan obat-obatan terlarang,jelas telah merusak sendi-sendi kehidupan
bangsa.
Remaja
adalah masa peralihan dari anak ke dewasa yang menurut standatr WHO berusia 14-18 tahun atau sampai usia
sebelim menikah. Dimasa adolesen ini tentu saja emosi remaja cenderung labil,inggin
menunjukan jagoan dan mulai tertarik dengan lawan jenisnua. Masalah pencarian
identitas diri yang di alami remaja Inilah,ungkapan nurul, bila marahnya
narkoba saat ini diibaratkan, lebih gampang mencari narkoba ketimbang kacang
rebus.
Mengapa
marak..??? karena lapangan kerja sulit,hukuman bagi pengedar ringan hingga
tidak membuat mereka jerah. Papar nurul saat berbicara di depan remaja SMU
sejakarta dalam acara sosialisasi program
OSIS SMU/SMK,organisasi masyarakat dan [pengendalian program lapangan keluarga
berencana(PPLKB) pada tnggal 21 april 2004 lalu bertepan peringatan hari
kartini digedung granadi,Jakarta.
Diakui
DRA ROHANA MANGGALA MSI,wakil ketua badan narkotika provinsi Dki
Jakarta,wilayah penyebaran penyala gunaan dan penyebaran gelap narkoba telah
menambah keberbagai tempat.Sehingga,tidak ada 1 pun provinsi,kabupaten,kota
bahkan kecamatan yang bebas dari masalah narkoba. Pangsa pasar gelap narkobapun
tidak hanya di level SMU ataupun perguruan tinggi,tetapi jga telah masuk ke
sekolah-sekolah dasar,bahkan pesa ntren.
Sementara
itu,populasi penyalagunaan dan narkoba untuk tahun 2000 dari 1044 SLTP,
sebanyak 152 sekolah terdapat kasus narkobna, dari 1027 SLTA sebanyak 166
sekolah telah tersusupi penyalagunaan narkoba. Jumlah siswa SLTP yang menjadi
korban sebanyak 884 orang siswa
dari 399.093 siswa,untuk korban SLTA sebanyak 1015 siswa dari 431.480
siswa.Sedangkan dari hasil penelitian
departemen kesehatan pada tahun 2002 yang menggunakan sampel secara acak dari 4
SLTP dan 3 SLTA menunjukan bahwa 4,125% siswa atau 1 dari 25 siswa pada sekolah
yang menjadi sampel itu adalah pemakai narkoba .
Penyalagunaan
narkoba yang melibatkan SD berdasar
hasil infestigasi yang dilakukan Nurul di beberapa rumah saki jiwa terdapat
banyak alas an menggapa anak usia 8-11 tahun kecanduan narkoba.Rumah sakit jiwa
bogor misalnya ,ada anak SD sudah menjadi pecandu karena mengikuti jejak ibunya dirumah yang selalu
memakai sabu-sabu.Tidak hanya itu, RSJ Surabaya,banyak pecandu narkoba usia SD kls 4-6 karena suka
membeli permen yang ditawarkan pedangan di luar sekolah.
Seks bebas
Selain
daya tarik narkobayang begitu membius
perhatian remaja,ketertaikan dengan lawan jenisnya juga mengugah rasa ingin
tahu dari apa yang dia lakukan. Awalnya untuk mencari teman curhat,kurang
oerhatian orang tua dan pengaruh lingkungan hingga melakukan seks bebas sebagai
pelarian remaja, ungkap Nurul menyimpulkan jawaban dari SMA yang saat melempar
pertanyaan mengapa remaja tertarik melakukan perilaku seks bebas.
Selain inggin tahu remaja melakukan
seks bebas,dampak informasi yang di tanyakan melalui media elektronik maupun
media cetak yang didapat begitu mudah,sifat konsumarisma remaja pun berperan
dalam melakukan pemilihan.
Sumber : MAJALAH KELUARGA MANDIRI
No comments:
Post a Comment