Kebutuhan dapat
dilihat dari sifat pemenuhannya. Secara umum dikenal kebutuhan jasmani dan
kebutuhan rohani. Kebutuhan rohani didasarkan kepada agama yang diyakini, ketaatan yang diyakini oleh seseorang. Semua
orang beragama merasakan adanya tuntutan untuk melaksanakan pola hidup, pengeluaran yang sesuai dengan agamanya.
Selanjutnya mereka merasa lebih aman, puas, karena mampu melaksanakan segala
sesuatu dengan agama. Hal-hal seperti ini tidak diajarkan dalam ilmu ekonomi. Dalami ekonomi lebih
diperhatikan masalah barang dan jasa yang mampu
memenuhi kebutuhan jasmani (fisik). Walau diyakini bahwa antara kepuasan kebutuhan
rohani dan jasmani sering tidak
terpisahkan. Orang yang baru menyelesaikan perintah agama memperoleh kepuasan berupa perasaan senang dan tidak
khawatir, lepas dari stress dan
lain-lalin. Kenyataannya hal ini
mempengaruhi terhadap kepuasann fisik, misalnya badannya terlihat segar dan lain-lain.
Mari
kita sistematiskan diskusikan dengan apa yang
dimaksud dengan "kebutuhan materi"?. Pengertian kebutuhan material adalah menyangkut barang
dan jasa yang menghasilkan utility yang oleh orang ekonomi disebut sebagai
sumber kepuasan (satisfaction). Utility (kegunaan) adalah suatu konsep, ukuran
yang digunakan untuk
menyatakan jumlah atau satuan
kepuasan yang dapat dihasilkan
oleh sejumlah barang dan jasa yang dikonsumsi. Utility dapat bersumber baik
dari barang maupun jasa. Sedangkan untuk konsep barang (good) dan jasa (service), dalam ilmu
ekonomi disebut sebagai produk (product)
yang menjadi sumber utility.
Jumlah kebutuhan yang tidak terbatas
dapat diklasifikasikan menjadi kebutuhan dasar (necesseties) dan kebutuhan luks
(lux) yang kesemuanya memuaskan
kebutuhan konsumen. Kebutuhan
dasar menyangkut kebutuhan akan barang-barang yang sifatnya segera, harus
dipenuhi, agar manusia dapat bertahan hidup. Sementara kebutuhan lux menyangkut
kebutuhan untuk merasakan sesuatu yang sifatnya lebih baik yang dapat dipenuhi oleh barang-barang luks.
Perasaan lebih baik ini dapat muncul karena bersifat psikologis, karena ingin
meniru, menunjukkan kemampuan, atau menunjukkan kepribadian. Seiring dengan
itu, kebutuhan dapat juga diklasifikasikan sebagai kebutuhan primer dan
sekunder. Walau sangat mungkin sifat
kebutuhan demikian tidak sama antara
satu orang dengan yang lain.
Bagi seseorang kebutuhan terhadap
produk tertentu mungkin bersifat primer (necessities),
sementara bagi yang lain mungkin barang
sekunder (luks). Misalnya saja
bagi orang yang mempunyai kultur berbeda, kebutuhan untuk kertas tissue toilet
mungkin sangat mendasar, akan tetapi bagi orang lain kerta tissue bukanlah satu kebutuhan. Kebutuhan akan barang dan
jasa mencakup individu, lembaga,
perusahaan yang kesemuanya digunakan, baik untuk tujuan konsumsi maupun tujuan
produksi.
Kebutuhan terhadap sejumlah barang tidak pernah terpenuhi secara sempurna. Jumlah sumberdaya
yang terbatas berhadapan dengan
sifat kebutuhan manusia yang
tidak terbatas. Misalkan anda
melakukan eksperimen dengan membuat daftar
barang-barang yang diinginkan, kemudian setelah selang tahun semua daftar sudah terpenuhi. Apa yang terjadi selanjutnya adalah bahwa daftar
tersebut masih terasa kurang dan ingin ditambah lagi. Ini satu bukti bahwa
kebutuhan memang tidak terbatas, atau
tidak pernah terpenuhi sepenuhnya.
Sebagai kesimpulan kita bisa mengatakan
bahwa pada waktu tertentu
individu dan kelompok dalam masyarakat
mempunyai banyak sekali kebutuhan
barang yang tidak dapat segera dipenuhi.
Beberapa dari barang ini: makanan, pakaian,
tempat tinggal, muncul karena pengaruh biologis, tetapi beberapa di antaranya
muncul karena pengaruh konvensi
dan kebiasaan masyarakat
setempat. Beberapa jenis makanan yang khusus, pakaian, tempat tinggal yang
kita cari umumnya ditentukan oleh
masyarakat umum dan budaya pada
lingkungan itu.
Untuk waktu-waktu selanjutnya
kebutuhan-kebutuhan berubah dan berkembang, sering dipengaruhi oleh
perkembangan-perkembangan produk-produk
baru dan iklan-iklan yang luas penyebarannya melalui promosi penjualan.
No comments:
Post a Comment