Ilmu ekonomi muncul dan berkembang bersamaan
dengan persoalan-persoalan yang ada masyarakat. Banyak masalah spesifik pada
saat ini berkaitan dengan aspek ekonomi yang penting. Misalnya dalam proses
pemilihan umum, sebagai warga kita dapat mempengaruhi para wakil rakyat
dalam menghadapi masalah tersebut. Pertimbangan-pertimbangan krusial biasanya
meliputi pertanyaan krusial berikut. Apakah sebab dan akibat dari "twin
deficit" (defisit ganda), defisit negara dan defisit perdagangan
internasional yang selalu dilaporkan media masa? Apa yang mengkhawatirkan
mereka yang tidak mempunyai rumah? Karena
faktor ekonomi apa sehingga nilai saham turun drastis? Apakah diperlukan
perusahaan yang serakah mengambil alih perusahaan dengan cara yang tidak etis?
Mengapa inflasi tidak diinginkan? Tindakan apa yang harus dilakukan untuk
mengurangi pengangguran? Apakah program kesejahteraan yang ada sudah efektif
dan dapat dipertanggungjawabkan? Pertanyaan-pertanyaan demikian muncul dari
masyarakat pada momen tertentu, misalnya pada saat-saat kampanye pemilu. Ini
menunjukkan bahwa masyarakat juga secara langsung berbicara tentang Ilmu
Ekonomi. Sebagai pertimbangan berikutnya adalah apakah para wakil rakyat
cukup sensitif dalam merumuskan
kebijakan-kebijakan yang segera harus diambil pemerintah. Dan tentu
permasalahan ini banyak menyangkut masalah politik. Ilmu ekonomi memang
ditemukan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari dan berkembang pada deimensi
yang lebih kompleks sesuai dengan perkembangan kebutuhan dan perilaku
masyarakat itu sendiri.
Secara lebih spesifik
pada satu negara, misalnya di Indonesia
permasalahan reformasi membawa dampak yang nyata terhadap kinerja perekonomian. Dengan
adanya reformasi yang hampir pada seluruh aspek kehidupan, termasuk dalam
pemerintahan maka membwa dampak terhadap
peran pemerintah. Dari aspek teori ekonomi mikro maka peran pemerintah
perlahan-lahan dikurangi utamanya dalam memberikan subsidi melalui berbagai komoditi yang selama ini disubsidi seperti misalnya bahan bakar,
listrik, telefon dan lain-lain.
Pengurangan demikian tidak selalu berjalan mulus karena adanya pertentangan
terhadap hal: 1) siapa yang layak disubsidi, 2) bagaimana cara pemeberian, dan
3) bagaimana pula dampak subsidi dalam satu presfektif perekonomian yang lebih
luas. Hal seperti ini menjadi topik yang akan berkembang terus yang membuat
dinamikia pengajaran teori ekonomi akan terus terperbaharui.
No comments:
Post a Comment