Thursday, May 30, 2013

Persyaratan Pendaftaran Yang Lulus Seleksi SNMPTN 2013

Persyaratan ini kami ambil dari webste resmi Universitas Samratulangi, muda-mudahan hampir sama dengan persyaratan yang ada diperguruan tinggi di seluruh Indonesia.
1. Persyaratan Pendaftaran kembali yang lulus seleksi SNMPTN 2013
  • Fotocopy Ijazah SMA/SMK/MA (dilegalisir) atau Surat Keterangan Lulus yang ditandatangani Kepala Sekolah (tempel pas foto ukuran 4 X 6)
  • Surat Keterangan Hasil Ujian (SKHU) bagi lulusan tahun 2013
  • Rapor Semester 1 – VI (asli) dan fotocopy dilegalisir
  • Kartu Keluarga/KTP/ Surat Keterangan Lurah / Pemerintah Desa
  • Pas photo ukuran 2 x 3 cm latar belakang biru (hard copy 4 eksemplar  dan soft copy dalam bentuk CD dan foto bukan hasil scan)
  • Kartu peserta SNMPTN asli.
  •  Rekening Listrik
2. Tanggal Pendaftaran : 11- 12 Juni 2013
3. Tempat Pendaftaran: Kantor Pusat UNSRAT Bagian Akademik

Thursday, May 23, 2013

Usulan Calon Peserta Program Beasiswa S2 Pengawas/Calon Pengawas Sekolah (SMA dan SMK) Pendidikan Menengah Tahun 2013

Sesuai dengan amanah Permendiknas Nomor 12 Tahun 2007, tentang kualifikasi Pengawas Sekolah Pendidikan menengah minimal berpendidikan strata dua (S2). Menurut data yang kami peroleh Pengawas Dikmen SMA/SMK berjumlah 5.850 orang dan dari jumlah tersebut yang belum memiliki kualifikasi pendidikan S2 sebanyak 4.943 orang. Dengan demikian Pengawas Sekolah yang berkualifikasi S2 hanya sebanyak 16 % dari jumlah Pengawas Sekolah yang ada.
Sejak tahun 2010, Direktorat Tenaga Kependidikan Ditjen PMPTK bekerjasama dengan LPMP DKI Jakarta dan DI yogyakarta telah memberikan beasiswa S2 kepada 184 Pengawas Sekolah dan guru yang akan diproyeksikan menjadi Pengawas Sekolah Kab/Kota. Sampai saat ini sekitar 43 orang telah lulus dari program S2 Pengawas Sekolah yang diselenggarakan oleh Program Magister Universitas Indonesia dan 46 orang di Program Magister Universitas Gadjah Mada, sedangkan untuk tahun 2013 masih terdapat 37 Orang pada semester empat di Universitas Indonesia dan 58 orang di pada semester empat Universitas Gadjah Mada. Sejak tahun 2012 sesuai dengan perubahan organisasi Kemendikbud, program tersebut dilanjutkan oleh Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah Ditjen Pendidikan Menengah dengan memberikan beasiswa kepada 148 Orang di empat LPTK terdiri dari 25 orang di Universitas Negeri Medan, 47 orang di Universitas Negeri Jakarta, 29 Orang di Universitas Negeri Makassar dan 48 orang di Universitas Negeri Semarang.
Pada tahun 2013 Direktorat P2TK Dikmen akan menlanjutkan program tersebut dengan memberikan beasiswa S2 kepengawasan kepada 100 orang Pengawas Sekolah atau calon Pengawas Sekolah, yang akan dilaksanakan bekerjasama dengan Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Universitas Negeri Semarang (UNESS), Universitas Negeri Makassar (UNM) dan Universitas Negeri Medan (UNIMED).
Sehubungan dengan hal tersebut, kami mengharapkan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk mengajukan calon penerima beasiswa program S2 Pengawas Pendidikan Menengah dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Pengawas Sekolah SMA, SMK yang sudah bertugas, memiliki kualifikasi pendidikan S1, berusia maksimal 50 tahun pada bulan Juni 2013.
2. Guru Bidang Studi di SMA, SMK atau Kepala Sekolah SMA, SMK status PNS, yang akan diproyeksikan oleh Dinas Pendidikan yang bersangkutan menjadi Pengawas Sekolah dan memiliki kualifikasi pendidikan S1, berusia maksimal 48 tahun pada bulan Juni 2013 dengan masa kerja minimal 5 tahun.
3. Sehat jasmani dan rohani dibuktikan dengan Surat Keterangan Dokter tidak menderita penyakit kronis sehingga dapat membahayakan pada waktu mengikuti pendidikan, dan bagi peserta wanita tidak dalam keadaan hamil, serta tidak hamil selama pendidikan.
surat dan pedoman dapat di unduh dibawah ini.
Surat Usulan Calon Peserta Program S2
Pedoman Pemberian Beasiswa S2 Kepengawasan Bagi Pengawas Sekolah Dan Calon Pengawas Sekolah
Sumber : http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/pengumuman/1283

Tuesday, May 21, 2013

Pendekatan dan Metode Pembelajaran dalam Kurikulum 2013

Dalam draft Pengembangan Kurikulum 20013 diisyaratkan bahwa proses pembelajaran yang dikehendaki adalah pembelajaran yang mengedepankan pengalaman personal melalui observasi (menyimak, melihat, membaca, mendengar), asosiasi, bertanya, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan. Disebutkan pula, bahwa proses pembelajaran yang dikehendaki adalah proses pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student centered active learning) dengan sifat pembelajaran yang kontekstual. (Sumber: Pengembangan Kurikulum 20013, Bahan Uji Publik, Kemendikbud)
Apakah ini sesuatu yang baru dalam pendidikan kita? Saya meyakini, secara konseptual proses pembelajaran yang ditawarkan dalam Kurikulum 2013 ini bukanlah hal baru. Jika kita cermati  kurikulum 2004 (KBK) dan Kurikulum 2006 (KTSP), pada dasarnya menghendaki proses pembelajaran yang sama seperti  apa yang tersurat dalam Kurikulum 2013 di atas. Pada periode KBK dan KTSP, kita telah diperkenalkan atau bahkan kebanjiran dengan aneka konsep pembelajaran mutakhir, sebut saja: Pembelajaran Konstruktivisme, PAKEM, Pembelajaran Kontekstual, Quantum Learning,  Pembelajaran Aktif, Pembelajaran Berdasarkan Masalah, Pembelajaran Inkuiri, Pembelajaran Kooperatif dengan aneka tipenya, dan sebagainya.
Jika dipersandingkan dengan Kurikulum 2013, konsep-konsep pembelajaran tersebut pada intinya tidak jauh berbeda. Permasalahan muncul ketika ditanya, seberapa jauh konsep-konsep pembelajaran mutakhir tersebut telah terimplementasikan di lapangan?
Berikut ini sedikit cerita saya tentang contoh kasus implementasi pembelajaran mutakhir selama periode KBK dan KTSP, yang tentunya tidak bisa digeneralisasikan. Dalam berbagai kesempatan saya sering berdiskusi dengan beberapa teman guru, dengan mengajukan pertanyaan kira-kira seperti ini:
Anggap saja dalam  satu semester terjadi 16 kali pertemuan tatap muka, berapa kali Anda melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan konsep pembelajaran mutakhir?
Jawabannya beragam, tetapi sebagian besar tampaknya cenderung menjawab bahwa pendekatan yang sering digunakan adalah pendekatan pembelajaran konvensional dengan kekuatan intinya pada penggunaan metode ceramah (Chalk and Talk Approach).
Berkaitan dengan permasalahan implementasi pendekatan dan metode pembelajaran mutakhir dalam KBK dan KTSP, setidaknya saya melihat ada 2 (dua) sisi permasalahan yang  berbeda, tetapi tidak bisa dipisahkan:
1.  Masalah keterbatasan keterampilan (kemampuan).
Untuk masalah yang pertama ini dapat dibagi ke dalam dua kategori: (a) kategori berat, yaitu mereka yang menunjukkan ketidakberdayaan. Jangankan untuk mempraktikan jenis-jenis pembelajaran mutakhir, mengenal judulnya pun tidak. Yang ada dibenaknya, ketika mengajar  dia berdiri di depan kelas – atau bahkan hanya duduk di kursi guru- sambil berbicara menyampaikan materi pelajaran mulai dari awal sampai akhir pelajaran, sekali-kali diselingi dengan tanya jawab. Itulah yang dilakukannya secara terus menerus sepanjang tahun;  dan (b) kategori sedang. Relatif lebih baik dari yang pertama, mereka sudah mengetahui jenis-jenis pembelajaran mutakhir tetapi mereka masih mengalami kebingungan dan kesulitan untuk menerapkannya di kelas, mereka bisa mempraktikan satu atau dua metode pembelajaran mutakhir tetapi dengan berbagai kekurangan di sana-sini.
2. Masalah keterbatasan motivasi (kemauan).
Untuk masalah yang kedua ini, pada umumnya dari sisi kemampuan tidak ada keraguan. Mereka sudah memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang pembelajaran mutakhir yang lumayan, tetapi sayangnya mereka kerap dihinggapi penyakit keengganan untuk mempraktikannya. Mereka memperoleh pengetahuan dan keterampilan dari berbagai pelatihan dan workshop yang diikutinya. Sepulangnya dari kegiatan pelatihan, semangat mereka berkobar-kobar, nge-full bak batere HP yang baru di-charge, tetapi lambat laun semangatnya memudar dan akhirnya padam, kembali menggunakan cara-cara lama. Hasil pelatihan pun akhirnya menjadi sia-sia.
Kembali kepada persoalan Pendekatan dan  Metode Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. Pemerintah saat ini telah menyiapkan strategi pelatihan bagi guru-guru untuk kepentingan implementasi Kurikulum 2013 [lihat: Keberhasilan Kurikulum 2013]. Hampir bisa dipastikan, salah satu materi yang diberikan dalam pelatihan ini yaitu berkaitan dengan penguasaan pengetahuan dan keterampilan guru dalam mengembangkan pendekatan dan  metode pembelajaran yang sejalan dengan Kurikulum 2013.
Pelatihan untuk penguatan keterampilan guru tentang teknis pembelajaran memang penting. Kendati demikian saya berharap dalam rangka implementasi Kurikulum 2013 ini, tidak hanya bertumpu pada sisi keterampilan saja, tetapi seyogyanya dapat menyentuh pula aspek motivasional. Dalam arti, perlu ada upaya-upaya tertentu untuk membangun kemauan dan komitmen guru agar dapat menerapkan secara konsisten berbagai pendekatan dan metode pembelajaran yang sejalan dengan tuntutan Kurikulum 2013. Bagi saya, upaya menanamkan dan melanggengkan motivasi dan komitmen ini tidak kalah penting atau bahkan mungkin lebih penting dari sekedar menanamkan kemampuan.
Jika ke depannya kita bisa secara konsisten menerapkan berbagai pendekatan dan metode pembelajaran yang sejalan dengan Kurikulum 2013, niscaya kehadiran Kurikulum 2013 akan lebih dirasakan manfaatnya. Dan tampak disini pula letak perbedaan yang sesungguhnya antara Kurikulum 2013 dengan Kurikulum sebelumnya.  Tetapi jika tidak, lantas apa bedanya antara Kurikulum 2013 dengan Kurikulum sebelumnya?
Sumber : http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2013/01/20/pendekatan-dan-metode-pembelajaran-dalam-kurikulum-2013/

Kisi-Kisi Soal Ekonomi Kelas X Semester Genap


Kisi-kisi Soal Ekonomi Kelas X Semester Genap, untuk memudahkan adik-adik belajar materi yang telah diajarkan oleh guru mata pelajaran, adapun rincian materi pelajaran pada semesester genap ini adalah

  1. Ekonomi Mikro dan Makro
  2. Maslah-masalah Ekonomi yang dihadap pemerinah oleh perintah Indonesia saat ini
  3. konsep PDB, PDRB, PNB, dan PN
  4. manfaat perhitungan pendapatan nasional
  5. Membandingkan PDB dan pendapatan perkapita
  6. indeks harga dan inflasi
  7. Fungsi Konsumsi dan Tabungan
  8. Kurva Permintaan Investasi
  9. Permintaan dan Penawaran Uang
  10. Peran Bank Umum dan Bank Sentral
  11. Kebijakan Pemerintah dibidang Moneter




1.     Berikut ini bukan cara-cara yang dapat dilakukan oleh pemerintah dalam mengatasi keterbelakangan yaitu.....
2.  Cara yang dapa dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah pemerataan pendapatan adalah.....
3.     Permasalahan rendahnya pendidikan berkaitan dengan.......
4.    Pengurangan atas subsidi BBM yang dialihkan kebantuan langsung tunai merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mengurangi......
5.   Pemerintah telah mencanangkan wajib belajar 9 tahun. Hal tersebut untuk mengatasi masalah....
6.     Dalam rangka mengukur pendapatan nasional suatu negara dapat juga digunakan pendekatn.....
7.     Pendapatan nasional diperoleh dengan cara menjumlahkan seluruh nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara selama satu tahun dan dinyatakan dalam satuan mata uang. Hal ini merupakan pendapatan nasional jika dihitung dengan pendekatan.....
8.     Pendapatan perkapita diperoleh dengan cara.......
9.     Diketahui :
Sewa tanah                   Rp. 5.000,00
Upah dan gaji                Rp. 3.000,00
Konsumsi                       Rp. 10.000,00
Pengeluaran pemerintah   Rp. 1.000,00
Ekspor                 Rp. 2.000,00
Impor                   Rp. 1.000,00
Bunga modal     Rp. 1.000,00
Profit                    Rp. 2.000,00
Besarnya pendapatan nasional dengan metode pendapatan adalah……..

10.  Diketahui (dalam miliar rupiah)
GNP                                Rp.90.000,00
Penyusutan                   Rp. 3.000,00
Pajak langsung             Rp. 4.500,00
Berapa besarnya NNP?
11.  Suatu kejadian yang menunjukkan kenaikan harga-harga secara umum dan terus menerus disebut......
12.  Salah satu cara mengatasi inflasi adalah dengan menaikkan pajak. Kebijakan ini dinamakan.....
13.  Apabila IHK tahun 2010 sebesar 125 dan IHK pada tahun 2011 sebesar 120 maka laju inflasi tahun 2011 sebesar......
14.  Cara mengatasi inflasi di indonesia ditempuh dengan cara seperti dibawah ini, kecuali.....
15.  Dalam Hubungannya dengan pendapatan nasional, investasi dapat dibedakan menjadi......
16.  Berikut ini merupakan ncontoh investasi finansial, kecuali.....
17.  Permintaan investasi akan semakin meningkat apabila tingkat bunga yang ditawarkan.......
18.  Dibawah ini yang bukan merupakan syarat-syarat agar suatu benda berfungsi sebagai uang adalah......
19.  Salah satu kesulitan yang dirasakan dalam barter adalah.......
20.  Seorang pegawai memperoleh gaji setiap bulannya sebesar Rp. 2.000.000 dalam hal ini uang berfungsi sebagai.......
Essay :
1.    Jelaskan perbedaan ekonomi mikro dan ekonomi makro dari segi analisis?
2.    Diketahui GNP suatu negara Rp. 5.400.000 pendapatan dari luar netto sebesar Rp 700.000 penyusutan Rp. 550.000. pajak tidak langsung Rp. 600.000. hitunglah NNI
3.    Fungsi Konsumsi dinyatakan dengan persamaan C = 250 + 0,8 Yd. Jika pendapatan Nasional 15000, berapakah nilai tabungannya?
4.    Sebutkan Fungsi Bank Sentral?
5.    Sebut dan jelaskan tujuan kebijakan moneter?